PENGENALAN ALAT
Dalam menggambar teknik, untuk dapat menghasilkan
gambar drngan kualitas yang baik dibutuhkan beberapa alat bantu gambar sebagai
berikut,
1. Pinsil Gambar
Ada dua macam pensil yang dapat dipergunakan yaitu:
Pensil Mekanis, pensil ini dilengkapi dengan
isi pensil yang bergaris tengah 0,5 mm dan tdk perlu diruncingkan lagi (akan
tetap tajam). Namun untik membuat garis yang benar-benar halus dan tetap tegas,
pensil inipun harus dipuatar menurut sumbunya pada waktu menarik garis. Untuk
garis relatif lebih tebal dan jelas, anda harus menarik pensil anda beberapa
kali. Isi pensil semacam ini yang bergaris tengah 0.3 mm, 0.7 mm, dan 0.9 mm
juga ada.
Pensil Biasa, pensil ini terbuat dari kayu kayu yang dapat juga dipakai untuk membuat gambat teknik, katunya harus dikupat sepanjang ¾ ‘ sehingga isi pensilnya terbuka dan dapat diruncingkan seperti pensil yang bertangkai.Tingkat kerasnya isi pensil gambar tergantung dari:
a. Jenis isi pensil yang berkisar dari 9H (paling
keras) sampai 6B (paling lunak).
b. Jenis dan sifat permukaan kertas (kasar atau
halus) : semakin kasar permukaannya, semakin keras pinsil yang harus anda
pakai.
c. Permukaan meja/alas kertas gambar: semakin keras
permukaannya, semakin terasa lunak pensil yang dipakai.
d. Kelembaman: kondisi udara yang mempunyai
kelembaman yang tinggi cenderung memperkeras isi pensil.
Jenis Isi pensil:
4H: Keras dan padat, digunakan untuk menggambar
rencana yang menuntut ketelitian tinggi, tidak cocok untuk menggambar yang
final, tidak boleh ditekan terlalu kuat sewaktu menggambar karena akan
meninggalkan bekas di atas kertas dan sukar dihapus.
2H: Agak keras, jenis yang paling keras yang bias
dipakai untuk gambar , sukar dihapus jika ditekan terlalu kuat.
F dan H: Sedang, cocok untuk segala keperluan,
dipakai untuk membuat rencana, gambar dan menulis.
Lunak, dipakai untuk membuat garis dan tulisan yang
besar/lebar dan jelas, perlu kesabaran untuk membuat garis-garis yang halus,
mudah dihapus, hasilnya cukup baik, mudah luntur bila kena gesekan.
2. Pena/Rapido
Pena gambar teknik mampu
menghasilkan garis yang lebarnya tertentu, pena ini dapat dipakai baik untuk
gambar dengan tangan bebas maupun gambar-gambar teknik yang memakai tinta.
Seperti halnya dengan tangkai pensil, pena gambar teknikpun mempunyai banyak
jenis dan cara memakainya tergantur dari pabriknya. Namun, hampir semua pena
teknik, menggunakan kawat halus untuk memperlancar aliran tinta. Kawat tersebut
berada di dalam ujung pena yang berbentuk pipa halus, ukuran pipa pena inilah
yang menentukan lebat garisnya. Ada 12 macam ukuran pena, mulai dari 5x0
(paling halus) sampai 6 (2mm). Ada beberapa ukuran pena yang harus ada bagi
mereka yang baru pertama kali membeli satu set pena gambar antara lain pena
teknik ukuran 0.1 mm, 0.2 mm, 0.4 mm, dan 0.8 mm. Pastikan bahwa pena yang anda
pakai mempunyai ujung cukup panjang, sehingga melampaui ketebalan kayu
penggaris anda dan rata ujungnya.
3. Penggaris Segi Tiga
Penggaris segitiga berukuran kecil
sangat membantu untuk membuat arsir pendek silang pada permukaan atau bagian
yang tidak begitu luas maupun untuk membuat tulisan. Segitiga siku-siku sama
sisi den segitiga siku-siku dengan sudut 60o dan 30o
dapat digunakan dalam kombinasi untuk membuat garis denga sudut kelipatan 15o.
Penggaris segitiga dengan salah satu sudutnya dapat diubah sesuai dengan
keinginan sangat berguna untuk menggambar garis-garis miring dalam gambar.
4. Jangka/Sablon Lingkaran
a. Sablon
ada beberapa sablon yang digunakan dalam
menggambar, antara lain:
Sablon lingkaran, alat yang paling
mudah dipakai untuk menggambar lingkaran-lingkaran yang kecil dan ukurannya
tetap
Sablon interior, sablon ini sangat
beguna untuk mengisi interior pada gambar denah, bentuknya dapat berupa
geometris, perlengkapan plambing, furniture.
French curve, sablon/penggaris
yang digunakan untuk menggambar garis-garis yang tidak mempunyai jari-jari,
seperti untuk menggambar kontur.
b. Jangka
Jangka adalah alat yang
memungkinkan pena gambar dipasang disalah satu kaki jangga. Jangka sangat
bermanfaat untuk membuat gambar lingkaran yang jari-jarinya tidak tertentu,
lingkaran dengan jari-jari besar dan hampir untuk semua gambar yang memakai
tinta.
5. Alat Penghapus
Biasakan memakai penghapus yang
paling lunak yang sesuai dengan tugas anda untuk menghindakan adanya
bekas-bekas pada kertas gambar. Jangan menggunakan karet penghapus untuk tinta,
karena biasanya jenis ini mudah merusak permukaan kertas gambar.
Perisai
untuk penghapus garis adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam
menghapus; pakailah yang lubangnya berbentuk persegi panjang sehingga
memungkinkan anda menghapus bagian gambar yang ingin dihilangkan dengan tepat
juga untuk melindungi permukaan kertas gambar anda ketika anda menggunakan
penghapus elektris.
PENGERTIAN MENGGAMBAR TEKNIK DAN ELEMEN PELENGKAPNYA
Menggambar
merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dengan yang lainnya. Hal
ini dapat dipahami karena dengan melihat suatu gambar maka seseorang akan dapat
mengerti arti gambar itu, atau mengerti maksud si pembuat gambar sehingga
terjadi komunikasi antara si penggambar dengan orang yang melihat gambar
tersebut. Namun, arti suatu gambar bagi seseorang dapat berbeda dengan yang
lainnya (tidak eksak). Contohnya sebuah gambar pemandangan. Orang yang
melihatnya tidak bisa menentukan secara pasti/eksak, misalnya tingginya berapa
meter, lebarnya, jauhnya, lebar jalan, dan lain-lain tidak dengan ukuran yang
eksak.
Gambar
teknik juga merupakan suatu alat komunikasi, tetapi gambar teknik tidak akan
menimbulkan tafsiran yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu,
perlu ada tandatanda/patokan tertentu sebagai suatu perjanjian bersama.
Patokan-patokan tersebut biasanya terdapat dalam suatu standar atau
normalisasi. Standar ini penting untuk dipahami oleh orang teknik, atau orang
yang akan memahami /membuat gambar teknik.
Jadi,
di dalam gambar teknik harus memakai tanda-tanda gambar standa dan seragam,
selengkap mungkin agar dapat memberikan pengertian yang lengkap dan dimengerti
oleh orang lain.
HURUF TEKNIK
Di
dalam gambar teknik juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf
teknik, yang berupa huruf besar cetak, sederhana, tidak diblok/tebal tanpa
tambahan variasi apa pun. Jelasnya dapat melihat pada gambar berikut.
UKURAN KERTAS GAMBAR
SERI
|
UKURAN KERTAS
|
UKURAN GARIS TEPI
|
|
KIRI
|
KANAN
|
||
A0
|
1189 X 841
|
20
|
10
|
A1
|
841 X 594
|
20
|
10
|
A2
|
594 X 420
|
20
|
10
|
A3
|
420 X 297
|
20
|
10
|
A4
|
297 X 210
|
15
|
5
|
A5
|
210 X 148
|
15
|
5
|
JENIS-JENIS GARIS
1 Jenis-jenis garis dan pengunaannya
Dalam penggambaran teknik, digunakan beberapa jenis garis yang
digunakan sesuai dengan maksud dan
tujuannya. Pada dasarnya, jenis-jenis garis dibagi menjadi 3 bentuk :
1. Garis nyata, yaitu garis kontinu
2. Garis gores, yaitu garis pendek-pendek dengan jarak antara
3. Garis bergores, yaitu garis gores panjang dengan garis gores pendek
diantaranyaSelain bentuk, harus diperhatikan juga ketebalan garis yang
digunakan. Berdasarkan tebalnya, garis dibagi menjadi dua jenis, yaitu garis
tebal dan garis tipis, dengan masing-masing kegunaannya. Di bawah ini adalah
contoh dari penggunaan variasi garis dan tabel keterangannya
PROYEKSI
Proyeksi
2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam bentuk 2
dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu sudut
pandang, dan oleh sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua
komponen ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran yang
lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut
pandang yang lain yang dapat memperlihatkan ketinggian benda tersebut. Apabila
benda yang hendak diproyeksikan memiliki kerumitan yang tinggi, tidak menutup
kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat menampilkan banyak sudut pandang.
Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan sesedikit mungkin
pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan pembacaan gambar.
Mengapa kita membutuhkan lebih dari satu pandangan ?
Dalam pembuatan
gambar teknik, ada kalanya satu pandangan tidak mencukupi untuk menerjemahkan
suatu benda ke dalam gambar proyeksi 2 dimensi. Perhatikan gambar contoh di
bawah;
Gambar 6. Pandagnan depan suatu benda
Gambar 7. Alternatif bentuk
Pada
gambar 6 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar proyeksi
yang sama seperti gambar 3 (dilihat dari pandangan depan). Untuk mengetahui
dengan pasti bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus menambah gambar
proyeksi tersebut dengan mengambil sudut
pandang yang lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung
dari tingkat kerumitan yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam
menentukan jumlah sudut pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit
mungkin, dengan menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan keseluruhan
gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar 3
pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2 pandangan
dengan kondisi yang sulit dibaca).
Dari
gambar di atas terlihat bahwa untuk menerjemahkan benda 3d (gambar 7)
diperlukan paling sedikit 2 pandangan, bisa terdiri dari bermacam kombinasi
pandangan, bisa tediri dari pandangan depan + pandangan samping, atau pandangan
depan + pandangan atas, atau yang lainnya sepanjang semua informasi bentuk
tercakup dalam gambar proyeksi tersebut.
SUDUT PANDANG PROYEKSI
Konsep lay out
(tata letak) dalam penggambaran gambar teknik terdapat dua macam konsep, yang
didasarkan pada sudut pandang gambar, yaitu :
1. Sudut pertama (1st angle) atau proyeksi Eropa
2. Sudut ketiga (3rd angle) atau proyeksi Amerika
Perhatikan gambar dibawah:
Cara proyeksi berdasarkan kwadran
“Kamar-kamar”
yang terbentuk dari potongan bidang proyeksi tersebut disebut kwadran, yang
berarti masing-masing kamar dinamakan kwadran pertama, kwandran kedua sampai
keempat, apabila benda diletakkan pada kwadran pertama dan diproyeksikan pada
bidang proyeksi di dalamnya, maka cara seperti ini disebut cara pandang (cara
proyeksi) kwadran pertama (atau sudut pertama), demikian juga halnya apabila
benda diletakkan pada kwadran ketiga dan diproyeksikan pada bidang-bidang
proyeksinya, maka cara tersebut dinamakan cara pandang sudut ketiga. Secara
konsep, proyeksi sudut kedua dan keempat pun bisa digunakan, tetapi pada
prakteknya yang sekarang ini digunakan hanyalah proyeksi sudut pertama dan
ketiga.
Cara proyeksi sudut pertama
Benda
seperti yang tampak pada gambar 1a diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi
seperti pada gambar 1b. Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis
penglihatan A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau
tepi benda tergambar sebagai titik atau garis pada bidang proyeksi. Pada gambar
1b tampak juga proyeksi benda pada bidang bawah menurut arah B, menurut arah C
pada bidang proyeksi sebelah kanan , menurut arah D pada bidang proyeksi
sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi atas, dan menurut arah F pada
bidang depan. Setelah terbentuk semua proyeksi (gambar 1b), bentangkan semua
bidang proyeksi menjadi bidang-bidang 2 dimensi (gambar 2a).
gambar 1a gambar 1b
gambar 2a gambar 2b
Susunan gambar proyeksi harus sedemikian rupa sehingga
pandangan depan A sebagai patokan, pandangan atas B terletak dibawah, pandangan
kiri C terletak di kanan, pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan
bawah E terletak diatas, dan pandangan belakang F boleh ditempatkan disebelah
kiri atau kanan. Hasil selengkap dapat di lihat pada Gambar 2b.
Dalam gambar, garis-garis tepi yaitu garis-garis batas
antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut
pertama. Cara ini disebut juga “Cara E” karena cara ini telah banyak
dipergunakan dinegara-negara Eropa seperti Jerman, Swiss, Prancis, Rusia dsb.
Cara proyeksi sudut ketiga
Benda
yang akan digambar diletak dalam peti dengan sisi-sisi tembus pandang sebagai
bidang-bidang proyeksi, seperti pada gambar 3a. Pada tiap-tiap bidang proyeksi
akan tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan
oleh anak panah.
Pandangan
depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan lain
diproyeksikan pada bidang proyeksi lainnya menuerut gambar 3a, Sisi peti dibuka
menjadi satu bidang proyeksi lainnya menurut gabar 3b. Hasil lengkapnya dapat
dilihat pada gambar 3c. Dengan pandangan A sebagai patokan, pandangan atas B
diletakkan di atas, pandangan kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan D
diletakkan di kanan, pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan
belakang F dapat diletakkan di kiri atau kanan. Susunan proyeksi demikian
disebut gambar proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga “Cara A” karena cara ini
telah dipakai di Amerika.Negara-negara lain yang banyak mempergunakan cara ini
adalah Jepang, Australia, Canada dsb.
gambar 3a gambar 3b
gambar 3c
PERSPEKTIF
Gambar
perspektif adalah gambar 3 dimensi yang merupakan hasil terjemahan dari gambar
2 dimensi, jadi merupakan kebalikan dari gambar proyeksi. Membuat gambar
perspektif relatif lebih sulit dibandingkan dengan menggambar proyeksi.
Kesulitan pertama adalah menggabungkan seluruh pandangan yang ada sehingga kita
bisa membayangkan bentuk benda yang sebenarnya. Kesulitan kedua adalah,
walaupun kita sanggup membayangkan bentuk perspektif dari benda tersebut di
pikiran kita, seringkali kita kesulitan dalam menggambarkan bentuk tersebut di
atas kertas. Menerjemahkan hasil pembacaan kita ke atas kertas memang tidak
mutlak harus dilakukan, tetapi akan sangat membantu apabila kita sanggup
melakukannya.
Kemampuan
untuk membaca gambar (membayangkan perspektif) lebih banyak diperlukan secara
umum daripada kamampuan membuat gambar (membayangkan proyeksi). Kemampuan
membuat gambar diperlukan hanya terbatas utuk orang-orang yang tugasnya memang
membuat/mencipta gambar teknik, seperti misalnya drafter, designer, atau copies.
Tetapi kemampuan membaca gambar diperlukan oleh lebih banyak orang yang
tugasnya berkaitan dengan bidang engineering. Oleh karenanya pelatihan gambar
perspektif harus dilakukan secara intensif. Teori pada pokok bahasan perspektif
ini sangatlah sedikit (untuk tahap dasar), sehingga metoda pelatihan yang
terbaik adalah dengan dengan banyak mengerjakan latihan-latihan soal. Di bawah ini adalah beberapa contoh aplikasi
gambar perspektif, pelajari dengan baik, kemudian kerjakan latihan soal-soal
pada halaman paling belakang
Keterangan : PD (pandangan depan), PS (pandangan samping),
PA (pandangan atas)
contoh lain
GAMBAR
POTONGAN
Tidak jarang ditemui benda-benda
dengan rongga–rongga didalamnya. Untuk menggambarkan bagian–bagian ini dipergunakan
garis gores, yang menyatakan garis–garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan
secara taat asas, maka akan dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali dan
susah dimengerti. Bayangkan saja jika sebuah lemari roda gigi harus digambar
secara lengkap! Untuk mendapatkan gambaran dari bagian–bagian yang tersembunyi
ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian disebut gambar potongan,
atau disingkat dengan potongan.
Gambar pada gambar 4a
memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini
dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk
dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 4b memperlihatkan cara memotongnya, dan
gambar 4c sisa bagian depan setelah bagian yang menutupi disingkirkan. Gambar
sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya disebut potongan (gambar
4d. Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal).
Dalam hal–hal tertentu
bagian–bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar.
Hanya jika bagian ini diperlukan, maka
bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores.
gambar 4
Cara–Cara Membuat Potongan
Potongan Dalam Satu Bidang
(1) Potongan Oleh Bidang Potong Melalui Garis Sumbu
Dasar
Jika
bidang potongan melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan
tanda tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut
potongan utama (gambar 5a)
(2) Potongan Yang Tidak Melalui Garis Sumbu Dasar
Jika
diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya
harus dijelaskan pada garis potongnya (gambar 5b).
gambar 5a gambar 5b
Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan tidak melalui garis sumbu dasar
Potongan Oleh lebih dari satu bidang
(1)
Potongan Meloncat
Untuk
menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan–potongan dalam beberapa
bidang sejajar dapat disatukan. Pada gambar 16a diperlihatkan sebuah benda yang
dipotong menurut garis potong A-A. sebenarnya bidang potongannya terdiri atas
dua bidang, yang dalam hal ini akan disatukan. Potongan demikian dinamakan
potongan meloncat.
(2)
Potongan oleh dua bidang berpotongan
Bagian
– bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling
berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang
lain menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah
diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada
bidang proyeksi pertama. Gambar 6b menunjukkan bagaimana caranya membuat gambar
potongan demikian.
(3)
Potongan pada bidang berdampingan
Potongan
pada pipa berbentuk seperti gambar 6c dapat dibuat dengan bidang–bidang yang
berdampingan melalui garis sumbunya.
gambar 6a gambar 6b gambar 6c
Potongan Separuh
Bagian–bagian
simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya
lagi sebagai pandangan (gambar 7). Dalam gambar ini garis–garis yang
tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores lagi. Karena sudah jelas
pada gambar potongan.
gambar 7 potongan separuh
Potongan Setempat
Kadang–kadang
diperlukan gambaran dari bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi,
misalnya benda pada gambar 8a. Gambar–gambar 8b dan 8c memperlihatkan gambar yang dipotong setempat dan potongan penuh.
Potongan setempat juga dilakukan pada bagian–bagian yang tidak boleh dipotong
(gambar 8d).
gambar 8a gambar 8b
gambar 8c gambar 8d
Bagian-bagian yang tidak boleh
dipotong
Ada beberapa jenis benda yang tidak diperboleh kan untuk dipotong,
yaitu :
Baut, Paku keling, pasak, poros, sirip penguat, tidak boleh dipotong
simbol memanjang.
ARSIR
Untuk membedakan
gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis tipis
miring.
Kemiringan garis
arsir adalah 45° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Arsiran dari
2 bagian yang berbeda dan berimpit harus dibedakan pitch-nya.
Poin yang akan dipelajasi pada pokok bahasan ini antara lain :
Jenis ukuran (berdasarkan obyek yang di beri ukuran)
Datum
Peraturan-peraturan dalam memberikan ukuran
Untuk memudahkan pemahaman, jenis ukuran dibagi dua, yaitu ukuran
bentuk dan ukuran posisi.
Ukuran bentuk
yaitu ukuran yang menunjukkan panjang dan lebar suatu obyek, termasuk di
dalamnya ukuran diameter, radius, dan lain-lain. Sedangkan ukuran posisi adalah
ukuran yang menunjukkan jarak obyek tersebut dari suatu bidan referensi
tertentu (datum). Contoh ukuran bentuk : Obyek kotak segi empat akan memiliki
ukuran bentuk panjang dan lebar, lingkaran akan memiliki ukuran bentuk diameter
atau radius, segitiga akan memiliki ukuran bentuk panjang dan tinggi atau
panjang dan sudut, dan lain-lain.
Untuk
memberikan ukuran posisi kita harus menentukan posisi datum terlebih dahulu.
Datum adalah bidang referensi. Datum ini bisa berupa titik sudut, garis,
ataupun bidang pada suatu benda. Penentuan datum ini didasarkan oleh hal-hal
berikut ini :
1. Fungsi
dari benda
2. Kemudahan
pengerjaan
3. Kemudahan
perakitan
Aturan-aturan dalam pemberian ukuran :
1. Ukuran
harus cukup jelas untuk bisa dibaca dengan mudah
2. Hindari
pemberian ukuran ganda
3. Usahakan
untuk menempatkan ukuran diluar area benda
4. Pastikan
angka ukuran dan garis panahnya tidak ditabrak oleh garis yang lain
Contoh cara penunjukkan ukuran yang benar
Hal
penting yang lain dalam penunjukkan ukuran adalah penyederhanaan ukuran,
artinya penunjukkan ukuran dibuat sedemikian rupa hingga tidak memakan banyak
area gambar yang berarti membuat gambar menjadi lebih lapang dan mudah dibaca.
Selain itu dengan efisiensi ukuran, gambar benda yang ditampilkan bisa lebih
besar (skala), dan pembacaan akan lebih mudah. Penyederhanaan boleh dilakukan
dengan tanpa mengurangi fungsi dari ukuran itu sendiri.
Di bawah ini adalah contoh bentuk-bentuk
penyederhanaan ukuran yang distandardkan oleh ISO.
TOLERANSI
Pada Gambar Teknik, kita mengenal ada beberapa 2 macam toleransi, antara lain
1. Toleransi bentuk dan Posisi
Yang
dimaksudkan dengan toleransi bentuk dan posisi
adalah, batasan-batasan penyimpangan bentuk atau posisi benda kerja yang
diizinkan
2. Toleransi ukuran.
Yang
dimaksud dengan toleransi ukuran adalah batasan-batasan penyimpangan ukuran
yang diperbolehkan pada suatu benda kerja.
Pada
artikel ini kita hanya akan membahas Toleransi ukuran, yang memang banyak kita
lihat dan kita pakai sehari-hari. Toleransi ukuran terbagi lagi atas beberapa
jenis:
1. Toleransi
Umum
2. Toleransi
Khusus
3. Toleransi
Suaian
4. Toleransi
Umum
Toleransi
umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang
terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka
toleransi secara khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga
toleransi berarti mengikuti harg atoleransi umum yang berlaku
contoh toleransi umum
Toleransi Khusus
Toleransi khusus
adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung setelah
angka nominalnya.
Toleransi Suaian
Biasanya
toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya
Poros dan As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk
lubang biasanya menggunakan huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros
menggunakan huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan
mengaplikasikannya pada bentuk lubang dan poros yang berpasangan satu sama
lain. Harga toleransi suaian yang dicantumkan menentukan keadaan kelonggaran
antara lubang dan poros tersebut. Keadaan suaian dibagi menjadi 3 jenis :
Suaian longgar (clearance fit)
Harga toleransi yang
menghasilkan keadaan longgar antara lubang dan poros
Suaian luncur (sliding fit)
Harga toleransi
yang menghasilkan keadaan luncur/halus antara lubang dan poros.m Pada
keadaan ini, antara poros dan
lubang nyaris tanpa kelonggaran, gap yang tercipta antara lubang dan poros berkisar antara 0.002-0.02mm (tergantung
dari ukuran nominal lubang-poros).
Suaian sesak (interference fit)\
Harga toleransi
yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada keadaan ini ukuran
poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan usaha tersendiri
untuk memasang poros ke lubang tersebut (menggunakan tenaga manusia dibantu
alat ketok, menggunakan mesin press, menggunakan metoda pemanasan lubang, dsb).
Ukuran yang
menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol toleransi
dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya
apabila diperlukan, misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar
suaian ISO).
Khusus pada
gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga toleransi
untuk kedua benda, lubang maupun poros.
contoh penulisan toleransi dan jenisnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar